Syahrul Effendi mengaku kecewa sekaligus malu karena kecelakaan mobil terjun di areal parkir terjadi di kantornya. Dia juga mengakui bahwa pagar besi bulat di areal parkir itu memang tidak memenuhi standar keamanan. "Oleh karena itu pagar pengaman itu akan segera diperbaiki," katanya di lokasi kejadian didampingi kepala humas, Chairul Zahidin, kemarin.
Mobil yang terjun di areal parkir Kantor Wali Kota Jakarta Selatan itu adalah sedan Toyota AltisB 2371 CB warna hitam. Sedan bertransmisi otomatis (matic) itu jatuh dari basement I setinggi satu lantai atau sekitar 3 meter. Mobil milik Alian Saputra, pejabat di Kantor Pertanahan Jakarta Selatan, tersebut juga menjebol pagar besi pada jalur penghubung antara kedua lantai basement.
Keterangan yang dihimpun Warta Kota menyebutkan, peristiwa yang terjadi sekitar pukul 15.15 tersebut bermula ketika Sugandi alias Andi (42), juru parkir, selesai mencuci sedan Altis tersebut dan akan memindahkannya ke tempat yang kering. Andi mendapatkan kunci mobil dari Dedi, pengemudi Altis.
Begitu mesin dinyalakan, sedan Altis melesat mundur. Belakangan diketahui, Andi menghidupkan mesin dan meletakkan persneling dalam posisi R (Reverse), yakni posisi untuk mundur. Maka, mobil itu pun meluncur mundur dengan kecepatan tinggi. Andi terluka pada bibir karena terbentur setir.
Kecelakaan di kantor wali kota itu diselidiki Petugas Polrestro Jakarta Selatan dan Polsektro Kebayoran Baru. Kemarin sore, polisi membentangkan garis polisi agar tempat itu tidak dimasuki orang yang tidak berkepentingan sampai penyelidikan tuntas. Mobil Altis yang terjun mengalami kerusakan parah pada bagian bagasi.
Pagar besi di jalur antara basement I dan di bawahnya jebol sepanjang sekitar lima meter akibat diterjang Altis yang dikemudikan Andi. Menurut Wali Kota Syahrul Effendi pagar besi tersebut dibangun untuk mengamankan pejalan kaki dari dan ke basement.
Peristiwa di Kantor Wali Kota Jakarta Selatan kemarin sore merupakan peristiwa kedua mobil jatuh di areal parkir sepanjang tahun ini. Peristiwa pertama terjadi pada 22 Januari lalu di Menara Jamsostek, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, menimpa sedan Honda Accord B 8722 FW. Pada kejadian itu, Heryawan, sopir Honda Accord, tewas.
Data pada Dinas Penataan dan Pengawasan Bangunan DKI menunjukkan dari 800 gedung bertingkat di Jakarta, sebagian besar belum menerapkan standar keamanan terbaru pada areal parkirnya.
Standar keamanan untuk pembangunan gedung harus dicermati lagi. Bukan hanya dari segi keamanan lahan parkir namun juga keamanan bagi pengguna gedung. Dari tangga darurat hingga ketahanan gedung terhadap gempa, saluran udara yang memadai dan tidak lupa pengaruh keberadaan gedung itu terhadap lingkungan. Dengan kondisi saat ini, dimana gedung mencakar langit sudah menjamur, maka pembangunannya harus benar-benar terencana dengan melihat jauh kedepan dan menggunakan aturan yang terstandarisasi. Pemerintah sebagai pembuat kebijakan kiranya bisa lebih memperhatikan tentang hal ini.
Sumber : Kompas.com/VM